SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA . . .

Minggu, 28 Oktober 2012

Masalah kita lebih kecil dibanding menghadapi Fir'aun


Untuk yang boleh jadi putus asa dengan skripsi, tesis, paper, praktikum, lab, dan setumpuk tugas kuliah lainnya. Mengeluh hingga kapan semua selesai, dan kita bisa bernafas lega.

Untuk yg boleh jadi suntuk, bosan, atau bahkan hampir menyerah dengan rutinitas pekerjaan, menghadapi tingkah atasan, teman kerja, dan sebagainya. Mengeluh, mungkin lebih baik pindah, menemukan pekerjaan yg lebih menyenangkan hati.

Untuk yg merasa ada saja masalah di keluarga, entah itu hutang2, cicilan2, anak2, sakit, badan selalu lemas, semua beban seperti berserak di rumah. Mengeluh, kapan keran rezeki akan mengucur lebih deras, anak2 tumbuh menjadi saleh, dan kita bisa sejenak tersenyum.

Untuk siapa saja yg merasa begitu banyak urusan yg harus diselesaikan, berliku jalan yg harus dilalui, entah apalagi hambatan, cobaan yg harus dilampaui.

Untuk kita semua!

Maka, jangan berpenat hati, jangan putus pengharapan, ayo, dalam situasi apapun, di manapun, sesusah apapun, jangan lupa, kita selalu bisa menekan tombol sakti itu. Tombol sakti? Iya, benar sekali.  

Apa tombol sakti itu? Aduh, bagaimana mungkin kita lupa? Bukankan itu diajarkan guru2 kita saat masih kecil. Beramai2 kita baca saat memulai pelajaran. Maka, ayo mari diam sejenak, menghela nafas, angkat tangan ke atas, berdoa-lah: Robbi Shrohli Sodri Wa Yassirli Amri Wahlul U'datan Milithani Yafqohu Qauli. Wahai Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lancarkanlah lidahku.

Do'a ini dibaca Nabi Musa saat menghadapi Firaun, ditulis dalam surah Thaha 25-28. Nah, rasa2nya, tidak ada masalah yg lebih serius dibanding menghadapi raja Fir'aun yg kejam, bukan? Atasan nyebelin, dosen killer, debt collector, itu sih kecil dibanding urusan Fira'un. Jadi, doa inilah tombol sakti pertolongan kita jika merasa beban urusan tak ada habis2nya. Dan kabar baiknya, berbeda dgn cerita lucu-lucan lampu ajaib yg hanya bisa ngasih tiga permintaan, atau main game, cuma boleh tiga kali ngulang lantas game-over, atau minta tolong sama orang lain yg terbatas satu dua kali, maka tombol sakti ini bisa digunakan berkali2, berkali2. Semakin sering, semakin oke. Tidak ada habis2nya.

Selamat menggunakannya.

»»  BACA SELENGKAPNYA...

belajar merangkak --> belajar berdiri --> belajar mandiri


Kita boleh jadi tidak melihatnya, karena kita masih kecil, tapi saya bisa pastikan, betapa terharunya bapak ibu kita melihat anaknya pertama kali belajar tengkurap, dada mereka mengembang oleh perasaan bahagia, mulut merekah senyum indah tak terkira. Juga saat anaknya pertama kali merangkak, saat pertama kali berhasil berdiri, saat pertama kali berhasil melangkahkan kaki berjalan. Duhai, mata mereka berkaca2, berbisik sejuta doa, terima kasih dan perasaan syukur tiada terkira.

Kita boleh jadi tidak melihatnya, karena walaupun kita sudah cukup besar, kita tidak sempat memperhatikan, betapa terharunya bapak ibu kita melihat anaknya pertama kali berangkat sekolah. Memakai seragam. Menyandang tas, lantas cium tangan, berpamitan. Wajah bapak ibu kita terlihat lebih muda beberapa tahun, mata mereka begitu terang oleh perasaan bahagia.

Dan kita boleh jadi tidak melihatnya, karena walaupun kita semakin besar, semakin memperhatikan, ternyata bapak ibu kita pintar menyembunyikannya, kita tetap tidak tahu betapa bangganya mereka melihat kita untuk pertama kalinya bisa mandiri. Lulus sekolah, memperoleh pekerjaan. Atau saat sekolah sudah belajar mencari keran rezeki yang baik. Tidak banyak membebani orang tua, tidak merepotkan. Tahu diri, bisa bersegera mandiri. Itu selalu menjadi momen yang penting bagi bapak ibu kita. 

Maka, jadilah remaja yang paham. Itu benar, boleh jadi orang tua kita mampu membelikan mobil, tapi mereka akan bangga saat kita bilang 'tidak usah', tidak mengapa naik kendaraan umum, biar belajar mandiri. Itu benar, boleh jadi orang tua kita mampu membelikan HP model mutakhir, tapi mereka akan bangga saat kita bilang 'tidak usah', cukup yang seadanya, atau malah, kita bisa membelinya sendiri dengan belajar mandiri. Dan lebih tidak terbilang bangganya mereka, jika ternyata orang tua kita memang tidak mampu, melihat anak2nya bisa segera mandiri menaklukkan dunia ini.

Jika keluarga kita sangat terbatas, misalnya, maka katakanlah pada mereka, "Pak, Ibu, tidak perlu mencemaskan banyak hal. Biaya pendidikanku, biaya pendidikan adik2, biaya pendidikan kakak, aku akan mencari jalan keluarnya. Tuhan tidak akan pernah membiarkan seseorang yang terus berusaha." Itu akan jadi momen yg menakjubkan. Peluk mereka erat-erat, lantas, besoklusa, yakinkan semuanya dengan perbuatan yang nyata dan baik.

Dan jangan sampai keliru, my dear, mandiri itu bukan sekadar bisa mencari uang sendiri. Bukan cuma urusan bekerja. Mandiri itu ada dalam banyak wujud. Mulai dari hal sepele, bisa mengerjakan tugas rumah sendirian, mencari dulu barang hilang daripada berteriak-teriak, memilih mengerjakan sesuatu dibanding menyuruh orang lain, dsbgnya, dsbgnya. Sekecil apapun bentuknya, sekali sikap mandiri itu tumbuh subur, maka cara berpikir, cara bertindak kita akan berubah banyak. Jika itu terjadi, persis seperti saat melihat anaknya pertama kali tengkurap, merangkak, berjalan, sekolah, meski kita tidak pernah tahu, bapak ibu kita selalu terharu melihatnya. 

Selamat menjadi anak2 yang hebat secara kongkret (bukan cuma hebat di trending topic dunia maya).

»»  BACA SELENGKAPNYA...